Senin, 28 November 2011

MIOMA UTERI


Apa itu Mioma Uteri?

Neoplasma jinak yang berasal dari jaringan otot & jaringan ikat uterus (rahim).
Sering ditemukan pada ♀ usia reproduksi (20-25%).
Kejadiannya lebih tinggi pada usia diatas 35 tahun. (± 40%).
Seringkali asimptomatik (tanpa gejala)
Mioma dapat berhenti tumbuh/mengecil setelah menopouse
Bila terjadi mutasi sel->tumor


Yang beresiko :
Obesitas
Merokok
Pola diet : terlalu banyak konsumsi daging merah & daging olahan.

Gejala-gejalanya adalah:
Keluhan hanya dijumpai pada 20 – 50% kasus.
Tergantung lokasi, arah pertumbuhan, jenis, besar & jumlah mioma.
1.Gangguan haid : nyeri haid, haid terlalu banyak.
2.Perdarahan di luar siklus haid.
3.Perut bagian bawah membesar & pada perabaan terasa padat.
4.Disfungsi reproduksi / infertil akibat penekanan pada saluran indung telur

Kamis, 24 November 2011

Waspadalah...Waspadalah..Kanker Serviks Mengintai Wanita


REPUBLIKA.CO.ID,Perempuan kadang kurang atau bahkan tidak faham tentang kanker serviks. Padahal di Indonesia kanker serviks menjadi pembunuh nomer satu.

Data 2002 menunjukkan, dari 13 pusat patologi di Indonesia kanker serviks menjadi killing machine nomor wahid. Kanker mulut rahim, menempati 25 persen dari 10 jenis kanker terbanyak yang menyerang laki-laki dan perempuan. Sedangkan pada perempuan kanker ini memiliki presentase 26,4 persen dari 10 jenis kanker yang menyerang.

Hal ini mengindikasikan perempuan Indonesia setiap jam meninggal karena kanker serviks. Di dunia setiap dua menit wanita meninggal karena kanker ini. Diperkirakan kanker serviks membunuh 270.000 wanita tiap tahunnya.

Kanker ini disebabkan serangan Human Papilloma Virus (HPV). Biasanya menyerang wanita usia produktif, kira-kira tiga puluh sampai lima puluh tahun. HPV tipe 16 dan 18 adalah penyebab 70 persen kanker serviks di Indonesia dan dunia.

Kanker serviks menyerang leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim. Serangan dimulai dari leher rahim ke uterus (rahim) kemudian mencapai vagina. Dari organ ini terus menyebar ke bagian lain bila tidak diobati.

Penyakit ini menular melalui kontak kulit kelamin. Infeksinya bersifat menetap dan tidak bisa hilang dengan sendirinya. Kebanyakan wanita tidak merasa terkena kanker ini. Mayoritas wanita baru sadar ketika serangan sudah mencapai stadium tinggi.

TESTIMONI NATESH

Christel ( 21 tahun ) – Jakarta

Sebagai mahasiswi saya memiliki tingkat kesibukan yang cukup tinggi. Pada saat pertama kali datang bulan, banyak sekali gejala-gejala yang mengganggu seperti rasa sakit di pinggang yang terasa hampir sepanjang hari dan baru besok pagi, rasa nyeri tersebut hilang, sulit tidur, pada daerah kewanitaan sering lembab dan timbul bau yang tidak mengenakkan. Kemudian saya mencoba Natesh sanitary pads yang Night. Setelah saya pakai, dalam waktu kurang dari setengah jam rasa nyeri di pinggang saya langsung mereda, setelah pemakaian yang rutin kurang lebih selama tiga siklus, saya sudah tidak merasakan nyeri di pinggang lagi, dan bau tidak enak di daerah kewanitaan sudah tidak ada lagi. Selain rasa nyeri di pinggang, saya juga mengalami keputihan. Dalam masa dimana kondisi cairan sedang banyak-banyak nya saya menggunakan Natesh pantyliner. Setelah pemakaian kurang lebih dua bulan, gejala keputihan saya pun sudah jauh berkurang.

Selasa, 15 November 2011

New Inspiration: Petani dan Seekor Singa


Alkisah, ada seorang petani tersesat di sebuah hutan. Ia sudah berusaha mencari jalan keluar dari hutan tersebut, tetapi selalu gagal. Ketika energinya sudah benar-benar terkuras, tiba-tiba ia dihadang seekor singa yang sedang lapar.

Dalam keadaan yang sangat terjepit, tak ada tenaga dan tak tahu jalan keluar, petani itu hanya dapat mengingat Tuhannya. Ia segera menengadahkan kedua tangan untuk berdoa. Ia sangat berharap akan ada keajaiban yang membebaskan dirinya dari celaka.

Pada saat yang bersamaan, singa itu menengadahkan dua kaki depannya dan berdo’a. Sang petani heran dan berbisik dalam hati,“Apakah singa ini berdo’a agar dimaafkan kesalahannya?” Padahal sebenarnya singa itu sedang berdoa, “Ya Tuhanku, terima kasih atas kemurahan hati-Mu. Hari ini Engkau telah menyediakan santapan yang begitu lezat untukku!”

Pesan:

Jangan terlalu cepat membuat asumsi karena mengandung resiko kesalahan yang besar, dan itu sangat membahayakan diri kita. Petani itu terlalu cepat berasumsi bahwa binatang singa tidak akan memakannya. Padahal sebaliknya, singa adalah binatang buas yang sedang berterima kasih kepada Tuhannya dan bersiap menyantap sang petani.

Keputusan untuk mengikuti asumsi yang keliru tak ayal akan menyebabkan sang petani celaka. Ia justru tetap berada di tempat, menunggu detik-detik celaka benar-benar menyergapnya. Bagaimanapun juga seharusnya ia berlari kencang atau mencari cara lain untuk melarikan diri. Tetapi kita tentu maklum dalam keadaan yang bingung, takut, sekaligus pasrah seperti yang dialami oleh sang petani sangat kecil kemungkinan ia dapat berasumsi dengan tepat.

Sama seperti kehidupan kita sehar-hari, jangan pernah membuat kesimpulan dalam keadaan diri kita sedang labil, misalnya bingung, putus asa, marah, kecewa, cemburu ataupun sedang mengalami perasaan tidak nyaman lainnya. Dalam keadaan diri kita sedang labil, sangat mungkin asumsi kita keliru dan mendorong suatu tindakan yang membahayakan diri kita. Begitupun bila kita melihat tingkah laku ataupun perkataan orang lain, jangan terburu-buru membuat kesimpulan bahwa orang itu baik atau buruk.

Pada dasarnya membaca isi hati atau pikiran seseorang tidaklah semudah membaca cerita bergambar. Kesimpulan yang keliru akan menguras energi, yang seharusnya bisa kita manfaatkan untuk berkreasi, berkarya atau menciptakan perubahan positif lainnya. Lebih dari itu, tindakan yang keliru sangat mudah memicu ketegangan, perselisihan, demo, pengrusakan dan bahkan peperangan.

Tetapi bukan berarti kita harus takut untuk segera membuat keputusan berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah kita dapatkan. Kita akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar bila kita juga berkemauan untuk mempertanggung jawabkan atau mengoreksi kembali segala kesimpulan yang telah kita ciptakan. “Incorrect assumptions lie at the root of every failure. Have the courage to test your assumption. – Asumsi atau kesimpulan yang keliru merupakan penyebab utama dari setiap kegagalan. Oleh sebab itu jangan pernah takut untuk mengoreksi kembali apakah kesimpulan yang telah kita ciptakan itu benar ataukah tidak,” terang Brian Tracy.

Berhati-hatilah dalam menciptakan suatu kesimpulan. Andaikan masih terdapat kesalahan, kita harus dapat belajar dari kesalahan itu agar lebih berhati-hati dalam langkah selanjutnya. “Success is the result of good judgement, good judgement is a result of experience, experience is often the result of bad judgement. – Sukses berasal dari kesimpulan yang tepat, kesimpulan yang tepat berasal dari pengalaman, pengalaman seringkali berasal dari kesimpulan yang keliru, jelas Socrates.

Kita bisa banyak belajar dari proses untuk mengendalikan sifat-sifat atau pemikiran kita yang negatif. “I have learned throughout my life as a composer chiefly through my mistakes and pursuits of false assumptions, not by my exposure to founts of wisdom and knowledge. – Saya telah belajar dari kehidupan ini sebagai seorang pencipta lagu, balajar lewat kesalahan dan kesimpulan keliru yang pernah saya lakukan, tidak belajar dari pengalaman saya telah menciptakan suatu keputusan yang mengandung kebijaksanaan ataupun pengetahuan,” terang Igor Stravinsky. Belajar dari kesalahan adalah satu langkah yang paling bijaksana untuk dapat memaknai segala bentuk pesan dengan tepat, misalnya pesan yang berasal dari ucapan, pergerakan mata, badan, intonasi suara, ekspresi dan emosi lawan bicara ataupun dari setiap gejala yang ada.

diambil dari http://www.andrewho-uol.com/articles_tni.html

Minggu, 13 November 2011

KANKER SERVIKS bisa berawal dari KEPUTIHAN

Keputihan ternyata bisa berdampak terjadinya kanker serviks, tentunya disini adalah keputihan yang abnormal, seperti apakah keputihan yang abnormal itu?

Beberapa ciri cirinya adalah:
•Keluar lebih banyak dan / atau lebih sering dari biasanya.
•Lebih kental
•Seperti nanah
•Berwarna putih & bergumpal (seperti kepala susu).
•Berwarna agak abu2 / hijau / kuning atau kemerahan karena disertai darah.
•Berbau amis atau tidak sedap.
•Disertai rasa gatal, panas / terbakar, kemerahan di vagina, atau nyeri.


Penyebab & Gejala Keputihan

•Bakteri :

lendir berwarna putih keabuan /

keruh / kekuningan, berbau amis,

disertai rasa gatal / panas terbakar.


•Kandida (jamur) :

lendir berwarna putih susu,

sangat kental & bergumpal

(seperti kepala susu), sering

sertai rasa gatal & kemerahan

di vagina.


•Trichomonas : lendir sangat

banyak & encer, berwarna kuning

kehijauan, berbuih, disertai rasa

gatal & bau tak sedap.


•Infeksi Gonorrhea atau Chlamydia :

lendir berwarna kehijauan atau kekuningan.


•Kanker pada serviks / vagina / endometrium

•Iritasi vagina akibat bahan kimia tertentu atau oleh karena adanya benda asing.



Jumat, 11 November 2011

Cegah Kanker Serviks? Jaga Selalu Kebersihan 'Miss V'

Menjaga kebersihan organ intim kewanitaan sangat dianjurkan. karena jika kondisi Organ Intim Tidak BERSIH dan Tidak MAMPU membunuh Virus HPV sudah bisa dipastikan Virus ini akan menginfeksi leher rahim yang akan mengakibatkan kanker serviks.


Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan :

a.Pastikan kondisi vagina SELALU KERING dan BERSIH, walau saat MENSTRUASI
b.Malam hari usahakan tidak memakai celana dalam (oksigen dapat masuk)
c.Hindari Penggunaan yang terlalu sering AntiSeptik Vagina karena membunuh mikroorganisme yang baik dan jahat
d.Hindari Pembalut BERDIOKSIN (ada pemutih) mampu membuat iritasi dan peradangan, keputihan lalu melemahkan sistem autoimun melawan HPV

Wanita memang harus lebih waspada terhadap kanker serviks. Usaha preventif diperlukan untuk mencegah serangan kanker leher rahim. Sampai saat ini kanker serviks tercatat sebagai pembunuh nomer satu di indonesia dan dunia. Setiap jam diperkirakan seorang wanita indonesia meninggal karena kanker serviks. Diperkirakan terdapat 500 ribu wanita yang terdiagnosa kanker serviks. Rata-rata kematian tiap tahunnya mencapai 270 ribu.

Senin, 07 November 2011

Pembalut Berdioksin Picu Kanker Serviks

Ditengarai pembalut berdioksin salah satu penyebab kanker serviks di Indonesia, permasalahannya banyak wanita tidak tahu mana pembalut yang berdioksin atau yang tidak
Untuk mengetes apakah pembalut wanita itu berdioksin atau tidak cukup mudah. Lapisan dalam pembalut (seperti kapas) dibuka kemudian dimasukan dalam air. Kalau ternyata hancur dalam air dan airnya keruh berarti berdioksin. Sebaliknya, jika tidak hancur, pembalut itu aman dipakai.

Memang tidak banyak wanita yang tahu mengenai hal ini. Mereka hanya tahu lebih praktis menggunakan pembalut saat menstruasi dibandingkan menggunakan kain yang bisa dicuci ulang seperti yang dilakukan wanita jaman dulu.
Biasanya pembalut itu dibuat dari campuran kardus bekas, diberi pemutih dan bahan kimia lainnya. Ini berbahaya buat organ intim seorang wanita. Begitu pula dengan pantyliner juga harus dicek sendiri. Oleh karena itu, wajar bila wanita saat ini sering terkena penyakit yang sangat ganas, yaitu kanker rahim, kanker payu dara, kista, dan myom. Akibat penyakit di atas saat usia muda rahim sudah diangkat, sehingga tidak memiliki anak.

Jumat, 04 November 2011

DIOXIN PENYEBAB KANKER

Dioxin adalah senyawa yang tergolong karsionogenik. Dampak keracunan dioxin untuk jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis sehingga menaikkan angka kematian sampai 46 % pada beberapa kasus. Karena sumber dioxin bisa dari berbagai materi yang ada di sekitar kita, maka dioxin menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia, karena pengaruh negatifnya sudah dapat dicapai hanya pada dosis yang sangat rendah yaitu beberapa part per trillum dalam lemak tubuh kita.

Dioxin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon, yaitu dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan mekanisme genetis dari sel, dan mengakibatkan pengaruh yang sangat luas, yaitu kanker, menurunkan daya tahan tubuh, mengacaukan sistem saraf, keguguran kandungan, dan dapat mengakibatkan cacat kelahiran (birth deformity).

Kamis, 03 November 2011

VIRUS HPV


Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.


Penyebab dan Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".

Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.

Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.

Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.

Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.

Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.

Selasa, 01 November 2011

Baru Dua Persen yang Tahu Kanker Serviks


JAKARTA, KOMPAS.com - Kanker serviks atau kanker leher rahim saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi perempuan. Betapa tidak, setiap hari ada satu perempuan meninggal akibat kanker ini. Hal itu diperparah dengan masih minimnya pengetahuan masyarakat, khususnya perempuan Indonesia tentang kanker serviks.

Demikian disampaikan Laila Nuranna SpOG dari Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam acara Gerakan Perempuan Melawan Kanker Serviks, di Gedung Pertamina, Kamis, (6/10/2011).

Data patologi di beberapa rumah sakit di Indonesia menunjukkan, kejadian kanker serviks merupakan kanker terbanyak pada perempuan. Selain angka kasusnya tinggi, hampir 70 persen kasus ditemukan dalam keadaan stadium lanjut.

"Kami mengakui, pemahaman masyarakat masih rendah. Dari data, hanya 2 (dua) persen masyarakat yang paham tentang kanker serviks. Dan perlu diusahakan upaya sosialisasi terus menerus kepada masyarakat sehingga pengetahuan mereka meningkat," ucapnya.

Laila mengatakan, mengingat masih tingginya angka kasus serta kematian pada penderita kanker serviks dan kenyataan bahwa sebagaian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut, maka program yang seharusnya segera dilaksanakan adalah pencegahan dan deteksi dini atau skrining.

Menurutnya, masih banyak wanita di Indonesia yang enggan melakukan deteksi dini kanker serviks baik dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) atau PAP Smear dikarenakan takut terinfeksi dan menganggap pemeriksaan itu menyakitkan.

"Kita harus mencitakan dan secara konsisten mengingatkan bahwa pemeriksaannya tidak sakit. Ini perlu dijelaskan betapa pentingnya skrining ketimbang harus sampai ada keluhan," paparnya.

Laila menambahkan, sejauh ini cakupan skrining kanker serviks di DKI Jakarta masih sangat rendah yakni tidak lebih dari 10 persen. Sedangkan untuk seluruh Indonesia, cakupan skrining kanker serviks belum melebihi 5 persen.

"Siapa saja bisa terkena kanker serviks. Jadi sebelum terlambat, segera lakukan upaya deteksi dini baik dengan IVA atau PAP Smear. Untuk pencegahan bisa dengan vaksinasi HPV bagi yang memang mampu," tandasnya.